101 Sunscreen

101 Sunscreen

Jurnal ilmiah The New England Journal of Medicine tahun 2012 menerbitkan sebuah foto mengejutkan wajah seorang pria berusia 69 tahun yang bekerja sebagai pengemudi truk selama 28 tahun.

Dan ia mengalami kerusakan kulit yang disebut sindrom Favre-Racouchot, atau biasa disebut dermatoheliosis unilateral, yaitu kerusakan kulit parah akibat paparan sinar ultraviolet pada salah satu sisi wajah. 

Gambar tersebut memperlihatkan di sisi wajah bagian kiri pengemudi yang tak disebutkan namanya ini mengalami penuaan dini, atau menua sebelum waktunya, karena rusak akibat sinar Ultraviolet A yang menembus jendela mobil samping pengemudi. Walau jendela ditutup rapat setiap hari, sinar matahari tetap bisa menembus.

Beauties, paparan sinar matahari selain memberikan dampak baik untuk kulit kita melalui vitamin D, ia juga memiliki sejumlah efek negatif juga karena radiasi sinar ultraviolet. Radiasi sinar UV dikategorikan sebagai karsinogen oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat dan WHO (World Health Organization). 

Karsinogen merupakan zat, radiasi, ataupun radionuklida yang menyebabkan karsinogenesis. Dalam istilah medis, proses terbentuknya sel kanker dalam tubuh manusia. 

Radiasi sinar UV merupakan bagian dari spektrum sinar matahari yang sampai ke bumi. Radiasi UV sendiri terbagi menjdi 3 jenis berdasarkan panjang gelombang yang tidak kasat mata yakni UVA, UVB, dan UVC.

UVA gelombang terpanjang diantara ketiganya, sedangkan UVC yakni gelombang terpendek, dan ini yang paling berbahaya, akan tetapi sinar UVC tidak dapat menembus lapisan atmosfir bumi, dan hanya sinar UVA dan UVB yang sampai ke bumi

UVA yakni UV aging, yang artinya ada penuaan. Sinar UVA mencakup 95% dari total radiasi UV ada di bumi. Sinar UVA bisa mencapai hingga lapisan tengah kulit (dermis) daripada sinar ultraviolet lainnya. Sinar UVA berpengaruh pada penuaan kulit sehingga menimbulkan keriput dan noda hitam, selain itu sinar UVA dapat menembus dan merusak membran sel kulit serta DNA di dalamnya, sehingga menyebabkan mutasi gen dalam lapisan dermis.

Sedangkan sinar UVB atau UV “Burning”, meski hanya 5% dari total radiasi UV berasal dari sinar UVB hanya mampu mencapai lapisan luar kulit (epidermis) saja yang menyebabkan surnburn atau terbakar juga berefek merusak DNA dan menekan sistem kekebalan kulit serta merusak melanin yang menyebabkan kulit menjadi gelap.

Kerusakan tersebut yang kemudian berkembang selama bertahun-tahun, ditambah dengan pertambahan usia, meningkatkan risiko terkena kanker kulit seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma ganas.

Selain itu sinar UV juga menyebabkan cidera mata khususnya bagi orang yang memiliki pupil mata berwarna terang dikarenakan sinar UV pada sinar matahari dapat merusak kornea mata, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi buram.

Paparan sinar matahari berlebihan juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai gangguan mata lainnya, seperti katarak, degenerasi macula dan kanker mata melanoma.

Sehingga sangat disarankan tidak untuk berlama-lama dibawah sinar matahari, dan juga menggunakan tabir surya mulai terbitnya matahari sampai matahari mulai berada di ufuk barat sekitar pukul 5 sore.

Fakta dan Sejarah Sunscreen

Konsep sunscreen dan sunblock ini sudah ada sejak jaman Mesir kuno, mereka harus melapisi kulit dengan menggunakan menggunakan melati dan dedak padi untuk bisa melindungi dari paparan sinar matahari.

Di abad ke-16, para wanita di Eropa menggunakan visard semacam topeng oval dalam bentuk wajah untuk melindungi kulit saat hendak berpergian. Dan ini menjadi item fashion yang ngetrend kala itu, ada juga yang menutupi wajah mereka dengan kain beludru item dengan tambahan kertas dan sutra di bagian dalamnya.

Akan tetapi kelemahan visard adalah mereka kesulitan bergerak dengan bebas, sehingga visard dan masker dari kain tersebut hanya bertahan hingga abad 18. Di tahun 1935, Eugène Schueller, pendiri L’Oréal menemukan tabir surya.

Di tahun 1938, ahli kimia Franz Greiter berinovasi dengan formula lebih halus dari sebelumnya. Krim tersebut dinamakan Tabir surya Greiter disebut Gletscher Creme atau Krim Gletser yang memiliki faktor perlindungan matahari (SPF) 2 dan mulai populer serta dipasarkan pada tahun 1946.

Baru di tahun 1972, FDA mengkaji ulang dan melakukan persyaratan lebih ketat. Sunscreen mengalami penyempurnaan hingga berbentuk gel sehingga mempermudah penggunaannya seperti sekarang di era 1990an.

SPF dan PA

SPF adalah Sun Protection Factor berfungsi seberapa kuat sunscreen melindungi dari sunburn dan label SPF ini melindungi dari UV B. Peringkat SPF merupakan ukuran fraksi sinar UV B penghasil sengatan matahari yang mencapai kulit. Adapun di Indonesia sendiri disarankan penggunaan SPF 25 hingga 50.

PA adalah Protector Grade of UV A, bertujuan menjaga kulit dari sinar UV A dan biasanya diikuti dengan simbol +, semakin banyak + nya pada PA artinya semakin tinggi perlidungan sunscreen dan sunblock tersebut terhadap sinar UV A.

Perbedaan Sunscreen dan Sunblock

Persamaan sunscreen dan sunblock bertujuan menghalau paparan sinar UV dari matahari ke kulit kita. Namun meski begitu, keduanya memiliki perbedaan baik dari cara kerjanya ataupun dari komposisinya.

Sunblock yang cara kerjanya mencegah sinar UVA dan UVB masuk ke dalam kulit dengan melakukan perlindungan di atas permukaan kulit, yang saat ini lebih dikenal dengan Physical Sunscreen.

Jika dilihat dari komposisinya sunblock sendiri sebagian besar mengandung titanium oksida atau seng oksida sebagai bahan aktif serta memiliki tekstur yang kental dan biasanya meninggalkan warna putih ketika dioleskan di kulit.

Sunscreen memfilter dan menyerap sinar UV lalu mengubahnya menjadi energi panas yang dikeluarkan melalui kulit, yang sekarang lebih dikebnal dengan istilah chemical sunscreen.

Dalam sunscreen terdapat bahan aktif ; oxybenzone atau avobenzone bertekstur lebih ringan dan tidak meninggalkan warna (transparan) di kulit.

Kenapa Harus Memakai Sunscreen Setiap Hari?

Sunscreen dibuat bertujuan melindungi dan menghalau dari paparan sinar UV dari matahari. Meski mendung sinar UV A tetap saja memancar, bahkan di dalam rumah. Apalagi sinar UV tidak memilih apakah hanya wanita saja yang akan terpapar, sehingga disarankan semua kalangan menggunakan sunscreen.

Selain itu, manfaat yang didapatkan dengan rutinnya memakai sunscreen yaitu mencegah kulit terbakar, meratakan warna kulit, mencegah jerawat meradang, mencegah penuaan dini, dan yang pasti adalah mencegah kanker kulit.

Hal yang harus diperhatikan agar sunscreen efektif di kulit kita, diantaranya dosis pemakaian sunsncreen sesuai takaran 1,25 gram untuk wajah saja, atau dua ruas jari full, kemudian selalu reapply setiap dua jam sekali, hindari terkena sinar matahari secara langsung jika perlu tambahi dengan physical protector seperti topi, kacamata.

Jenis Sunscreen

Ada banyak sekali jenis sunscreen yang beredar di pasaran tergantung bentuk dan inggredientsnya. Jenis sunscreen sendiri berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 4 macam.

1. Sunscreen stick untuk mendapatkan hasil terbaik 1,25 gram–penggunaanya 4 kali oles.

2. Sunscreen cream/lotion/gel penggunaanya 2 ruas jari full.

3. Sunscreen spray masih menjadi pilihan terakhir untuk digunakan karena tidak melindungi keseluruhan wajah–dan disarankan untuk disemprotkan ke tangan dulu baru diratakan ke wajah.

4. Sunscreen powder–dan ini juga tidak disarankan menjadi sunscreen utama karena keefektifan belum 100% dan penggunaanya sendiri lebih banyak.

Jenis sunscreen berdasarkan inggredientsnya dibagi menjadi tiga macam. Diantaranya

1. Physical sunscreen atau sunscreen mineral atau disebut pula inorganic. Sunscreen physical ini mudah dikenali, dikarenakan hanya terdiri dari titanium dioxide dan zinc oxide, kelebihannya adalah jarang menimbulkan iritasi untuk kulit sensitif, dan juga baik digunakan ibu hamil.

2. Chemical sunscreen atau sering disebur organic sunscreen. Sesuai namanya, sunscreen ini terdapat oxybenzone, otolyrene, avobenzone, PABA, Ovinul A dan yang lainnya. Kelebihan tekstur ringan dan cocok digunakan dalam keseharian.

3. Hybrid sunscreen atau kombinasi inggredients chemical sunscreen dan juga Physical sunscreen. Kelebihannya adalah tekstur ringan dan mendapatkan proteksi seperti physical sunscreen serta minim iritasi.

Cara Penggunaan Sunscreen

Penggunaan sunscreen sendiri tergantung jenisnya, yang terpenting adalah 1,25 gram setiap memakai sunscreen.

Dan mengurangi intensitas terpapar sinar UV dari matahari apalagi disaat terik-teriknya yaitu jam 10 hingga jam 3 sore, wajib reapply 2 hingga 3 jam sekali. Selain itu, setiap kamu berkeringat, setelah berwudhu juga disarankan reapply sunscreen ya.

Beauties, itu tadi kupas tutas sunscreen, semoga menambah wawasan kalian ya. (ysr) Editor (Adn)

Referensi:

Kompas.com

Alodokter.com

Hallodokter.com

Farmaku.com

andanirhayani.com

herhistory.co.id

id.efferit.com

stillo.grid.com

wikipedia

lorreal

Scroll to Top