5 Tips Membangun Kebiasaan Baik

woman, meditating, buddhism-865021.jpg

Kita menyadarinya atau tidak—dan lebih sering tidak menyadarinya— telah menghabiskan 50 % waktu kita untuk melakukan tindakan tanpa memikirkannya. Bagaimana kita merespons orang, bagaimana kita beraktivitas seharian bagaimana kita makan, dan minum serta yang lainnya, semua itu kita lakukan tanpa sadar sebagai hasil dari kebiasaan. Semua menjadi otomatis. 

Kebiasaan sebagian besar diawali dari banyaknya sugesti yang menyusup begitu saja ke dalam kesadaran kita, melalui beragama cara misalnya medsos, musik, film ataupun lingkungan. 

Misal seseorang membiarkan dirinya membaca artikel standar cantik, lalu ia menonton iklan kecantikan yang mempertontonkan bahwa cantik seperti si A atau si B, mendengarkan kata atau kalimat yang merendahkan fisik. 

Apabila semua itu dibiarkan terus menerus mempengaruhi ke dalam pikiran tanpa kita filter terlebih dahulu, secara tidak langsung akan membentuk kebiasaan kita berpikir rendah diri dan itu juga akan berpengaruh kepada hasilnya. 

Sebab pikiran ini seperti mesin pembentuk pola. Kemampuan pikiran untuk menyimpan dan mengingat informasi membuat kita untuk tidak perlu lagi memikirkan. 

Pertama, seseorang pelan-pelan membuat konsep secara terus menerus, mempelajarinya dan mengingatnya hingga akhirnya terbentuk sebuah kebiasaan. 

Yang akhirnya kita tidak perlu berpikir lagi dalam melakukannya. Seperti bagaimana menjalankan aktivitas sehari-hari, atau mengerjakan berbagai keterampilan yang sudah dipelajari.

Menurut AS Laksana, penyusun materi kelas ‘Menulis sebagai Meditasi’, menyatakan ‘jika pikiran itu seperti komputer, komputer akan bekerja dengan program-program. Pemrograman yang kita lakukan secara sadar maupun tidak, menghasilkan pola pikir (mindset), dan mindset melahirkan cara kita memandang diri sendiri, memaknai realitas, dan cara kita merespons situasi. Dengan kata lain, pola pikir membentuk pola perilaku kita.’

Sebagian besar orang melakukan pemrograman pemikiran secara tidak sadar, sebab cara tidak sadar ini sangat mudah dilakukan. Sedangkan pemrograman secara sadar perlu tekad yang kuat, kesiapan mental menghadapi situasi tidak nyaman, dan kesungguhan serta keteguhan melatih diri. 

Selain itu, juga memerlukan pengetahuan atau kecukupan informasi dan keberanian untuk menentukan tujuan.

Namun, ketika akan mengubah diri, kita hanya berharap diri kita sadar dan teguh melakukan terus menerus. Tetapi sering mengalami kegagalan. Lalu bagaimana jika menggabungkan keduanya antara pikiran sadar dan bawah sadar untuk bekerja sama membentuk kebiasaan baru?

Ada beberapa tips nih KakCans yang bisa membantumu menciptakan kebiasaan baru dengan menggabungkan pikiran sadar dan bawah sadar, sehingga menjadikan kita lebih baik.

Buatlah Tujuan 

Pikiran itu seperti pekarangan kosong. Tanpa rumah ataupun tumbuhan. Jika kita tidak berhati-hati merawatnya bisa jadi rumput liar tumbuh dengan sendirinya dan orang asing dengan seenaknya akan membuang sampah di sana.

Jika kita menjaganya lalu menanaminya dengan bunga, pohon atau mendirikan rumah bagus, pekarangan itu akan memberikan keindahannya.

Maka penting sebelum kita merawatnya, kita memerlukan sebuah tujuan. Pekarangan ini akan dijadikan apa. Mau dibuat seperti apa. Sehingga menjadikan kita lebih mengerti dan memaknai segala sesuatu yang kita kerjakan sebagai jalan ke arah tercapainya tujuan itu. 

Seperti ketika akan membuat sebuah kebiasaan berpikir, maka bisa jadi kita menanamkan kesadaran kepada diri sendiri bahwa sedang memikirkan jalan termudah dan terbagus menuju jalan ke arah tujuan itu.

Intinya adalah ketika KakCan sudah memiliki tujuan, maka akan dengan mudah memaknai segala sesuatu yang dikerjakan sehari-hari, situasi yang sedang dijalani, dan peristiwa-peristiwa yang dialami dengan perasaan bahagia. 

Dengan ada tujuan, kita baru bisa memaknai segala yang dikerjakan sebagai langkah kecil untuk meraih tujuan.

Menuliskan dan Membaca Satu Kebiasaan Baik

Ketika sudah memiliki tujuan, maka tahapan selanjutnya adalah kita menentukan satu kebaikan kecil yang akan kita mulai. Satu kebaikan yang kamu butuhkan saat ini dan memberikan impact besar untuk terus mendekatkan pada tujuan. 

Karena pikiran itu seperti komputer, perlu kita buat program dengan mengetik rumusnya (bahasa program) agar program itu berjalan dengan baik dan mudah. Satu kebaikan itu adalah programnya, kemudian kita mengawalinya dengan bahasa program yakni menuliskan kalimatnya—secara tidak langsung kita telah memulai mempengaruhi pikiran kita. 

Baru setelah jelas kita menuliskannya, kita membacanya— terutama dalam kondisi nyaman dan rileks maka itu akan membantu mensugesti pikiran bawah sadar kita agar membantu terbentuknya program. 

Membiasakan Satu Kebiasaan Baik Selama 21 hari

Émile Coué, seorang terapis Perancis abad 20, menggunakan sebuah metode sederhana untuk membantu para pasiennya. Yaitu otosugesti sadar (conscious autosuggestion).

Sebuah cara mempengaruhi pikiran dengan mengucapkan/ membaca/ menulis sebuah kalimat, dan dilakukan dalam kondisi rileks (saran sebelum tidur). 

Coué meminta setiap pasiennya untuk mensugesti diri (membaca) setiap malam sebelum tidur, mengucapkan kalimat: “Everyday, in every way, I am getting better and better.”  Ia meminta setiap pasiennya mengucapkan kalimat itu setiap akan tidur malam selama 21 hari. 

Paling sedikit 21 hari berturut-turut orang melakukan sugesti diri mengucapkan/ membaca/ menulis kalimat yang dipilih. Menurut Coué mengatakan bahwa 21 hari adalah waktu minimal bagi setiap orang untuk membangun kebiasaan baru dan menanamkan kesadaran baru.

Fokus Pada Satu Kebiasaan Baik 

Menetapkan kebiasaan baik per hari sekaligus banyak memang bagus. Tetapi itu akan menyulitkan kita karena merasa seperti mendapat beban, seperti dikejar-kejar sesuatu yang berat. 

Ini menjadikan pikiran kita tidak bisa fokus pada satu per satu kegiatannya — pada akhirnya efeknya adalah kelelahan fisik maupun psikis yang akhirnya membuat kita tidak bisa melakukan/menyelesaikan apapun.

Kebiasaan baik tidak bisa terjadi secara instan—ia perlu dikenali oleh tubuh dan pikiran kita kemudian menjadi bagian dari diri. Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda.

Jika satu kebiasaan baik itu sudah menyatu dalam aktivitas kita sehari-hari maka kebiasaan yang lain bisa mulai dilakukan. Saat seseorang mulai sadar bahwa kebiasaan menghasilkan manfaat yang besar, secara tidak sadar, ia akan melanjutkannya dengan mencoba kebiasaan baik lainnya.

Letakkan Benda yang Berhubungan dengan Kebiasaan Baik Di dekatmu

Setelah menetapkan tujuan dan kebiasaan baik yang akan dilakukan, kemudian menuliskannya –ada tips selanjutnya yang bisa dilakukan untuk semakin memudahkan membentuk kebiasaan baik yang baru yaitu menyimpan atau meletakkan alat yang dibutuhkan untuk menjalankan kebiasaan baik tersebut disekitar kita, yang dilihat oleh diri kita.

Secara tidak langsung kita sebenarnya mensugesti pikiran dan tubuh kita dengan benda yang berhubungan pada kebiasaan tersebut.

Dengan menyimpan benda-benda yang sekiranya akan mendukung pada melakukan kebiasaan baik, maka kebiasaan baik itu bisa dilakukan secara berkelanjutan. Selain sebagai pendukung, alat ini bisa jadi pengingat saat kamu lupa melakukan kebiasaan baik tersebut.

Yuk KakCan tips-tips diatas bisa kita praktekkan untuk membentuk kebiasaan baik. Seperti kata pepatah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, kita perlu pelahan untuk membentuk kebiasaan karena membangun kebiasaan itu perlu waktu, kesabaran dan kesungguhan termasuk kebiasaan berpikir bahwa kita cantik. (Isy)

Sumber:

Menulis sebagai Meditasi AS Laksana

Riekefassbender

Glints.com

Scroll to Top