Kecantikan adalah Habit

kecantikan adalah habit

“Di Korea, anak-anak diajarkan tentang perawatan kulit. Jauh sebelum mereka bahkan harus memikirkan tentang jerawat remaja, mereka diajarkan tentang segala hal mulai dari pengelupasan kulit dan melembabkan.  Ketika Anda muda dan sehat, saat itulah paling mudah dan paling bermanfaat untuk menjaga kondisi muda dan sehat, dan kulit Anda tidak menua dengan cepat. Jika Anda memulai kebiasaan baik sekarang, mereka akan menjadi kebiasaan kedua. Menunggu hingga menua baru merawat kulit, Anda akan frustasi dengan rutinitas perawatan kulit. “

(The Little Book of Skincare – Rahasia Kecantikan Korea, Charlotte Cho; halaman 22)

Di Korea, merawat kulit atau skincare sudah diajarkan sejak dini, dari usia balita hingga menjadi sebuah budaya dan identitas masyarakatnya. Kebiasaan menjaga dan merawat kulit di negeri tersebut tidak mengenal gender dan usia. Semua orang tergerak dengan otomatis tanpa mereka sadari.

Selelah apapun orang-orang bekerja di Korea, ketika mereka sebelum istirahat malam mereka pasti dengan sukarela akan langsung membersihkan kulitnya.

Bahkan ketika kita melihat drama-drama korea ataupun film Korea, baik peran antagonis ataupun protagonis pasti mereka akan ada scene adegan merawat kulitnya.

Kenapa mereka dengan mudahnya melakukan perawatan kulit tanpa mengeluh? Jawabannya adalah habit atau kebiasaan. Lalu sebenarnya apa sih habit? Kenapa kita perlu? Dan bagaimana melakukannya?

Makna Habit

Habit dalam Bahasa Indonesia yang berarti kebiasaan, berasal dari kata dasar “biasa” yang mengandung arti pengulangan atau sering melakukan walau dalam waktu yang berbeda dan ditempat yang berbeda pula. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tidak terlepas dari sebuah nilai-nilai.

Menurut James Clear, dalam bukunya Atomic Habit  menyatakan bahwa “habit” adalah rutinitas atau kebiasaan yang dilakukan secara reguler (dan biasanya otomatis). 

Sedangkan menurut Witherington (dalam Djaali 2011) kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis

Misal habit untuk membaca, habit skincare–Meskipun terkadang habit itu remeh dan sederhana, tapi karena habit ini dilakukan terus menerus, dalam satu tahun, orang yang melakukan habit tersebut akan menjadi bertumbuh dan mempengaruhi tubuh dan psikisnya.

Pikiran serta asumsi, lingkungan, usia dan pengalaman dan juga pengetahuam akan mempengaruhi proses dalam membentuk habit ini ke depannya. Maka habit sebenarnya memiliki peran penting dalam perjalanan seseorang. Habit ini bisa berarti kebiasaan yang sifatnya baik atau buruk.

Proses Pembentukan Habit

Dalam proses pembentukan habit sendiri melalui enam tahapan yaitu berfikir, perekaman, pengulangan, penyimpanan, pengulangan dan kebiasaan (Siagian, 2012).

Siagian (2012) menjelaskan jika dalam tahapan berfikir seseorang ketika mulai memikirkan sesuatu artinya ia memberi perhatian dan berkonsentrasi. Selanjutnya, ia akan melewati tahapan perekaman saat seseorang berfikir tentang suatu hal dan otak merekamnya.

Lalu tahapan pengulangan, seorang ingin bertindak mengulang perilaku yang serupa dengan rasa yang sama. Setelah melalui tahapan pengulangan, mereka akan menyimpannya dalam otak dan menghadirkannya setiap kali menghadapi kondisi yang sama.

Terakhir adalah tahap kebiasaan–kita secara tidak sadar melakukan kembali perilaku sama yang tersimpan kuat di dalam alam bawah sadar. Maka sangatlah penting kita melakukan sesuatu yang telah kita mulai secara konsisten untuk mencapai tahapan reflek sehingga akan memberikan pengaruh pada kualitas kehidupan kita nanti.

Memulai Habit

Masalahnya terkadang, kita dalam proses membentuk kebiasaan ini cukup tricky dan membutuhkan konsistensi.  Selain itu, kita juga akan menghadapi berbagai penyangkalan saat mengalami tantangan.

Misal kita akan akan memulai kebiasaan skincare di malam hari, lalu yang terjadi adalah kita malas dan memilih tidur tanpa skincare malam hari, alih -alih refleksi—kita malah melakukan pembelaan diri dengan selflove atau lainnya sehingga ini akan menghambat proses membentuk habit itu sendiri.

1. Tentukan tujuan spesifik dan realistis

Terkadang habit yang baik menjadi gagal karena kita tidak memiliki tujuan spesifik. Sehingga penting sekali sebelum kita akan memulai kebiasaan, kita belajar menentukan tujuanmu jadi spesifik dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound).

Metode ini akan membantu tujuanmu menjadi lebih konkret, dapat terukur, realistis dan dibatasi waktu agar terarah mencapainya.

2. Identifikasi Kebiasaan Hari Ini

Ketika kita baru mau memulai suatu kebiasaan, coba kenali juga bagaimana kamu melakukan kebiasaan itu dan pahamilah faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan tersebut. Misalnya:  membangun kebiasaan bangun pagi, cobalah cek ulang waktu dan durasi tidur kamu.

3. Buat daftar Kebiasaan yang Spesifik dan Realistis serta Mudah

Setelah tujuan ditentukan, pastikan kita menuliskan secara detail kebiasaan-kebiasan yang akan kita lakukan secara spesifik dan realistis serta mudah dilakukan, sehingga bisa memotivasi kita secara tidak langsung. Contohnya tujuannya adalah menjaga ketenangan sepanjang hari, maka bisa melatih dengan kebiasaan pagi setelah bangun tidur kita memulai hari dengan tersenyum dan air putih selama 15 menit.

4. Konsisten

Ada penelitian yang menyebutkan: perilaku akan menjadi kebiasaan kalau dilakukan selama 21 hingga 40 hari berturut-turut. Ada juga yang menyebutkan kebiasaan terbentuk  ketika setelah 12 minggu.

Kenapa berbeda? Karena menyesuaikan dengan perilaku apa yang ingin dibangun dan juga individu masing-masing. Suatu tindakan kita yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan (habit) jika itu konsisten.

Kita bisa menggunakan habit tracker, tabel dengan checklist ataupun aplikasi di handphone  untuk memudahkanmu membantu menjalani kebiasaan yang didaftar tetap konsisten. Sehingga kita tahu progresnya.

5. Fleksibel

Mungkin ada masanya kita mengalami suatu oeristiwa atau sedang sibuk dan tidak bersemangat ketika melakukan daftar kebiasaanmu. Saat hal ini terjadi, lebih baik sesuaikan rutinitas kamu dengan keadaanmu saat itu. Daripada tidak melakukannya.

Kebiasaan Berpikir Cantik

Dan yang terpenting adalah kita memulai dari yang kebiasaan simpel, yang paling kecill dan sederhana sebelum melakukan sesuatu. Meski kebiasaan ini tampak sederhana namun memiliki dampak yang besar dalam pertumbuhan kita.

Kita coba hitung secara matematis aja ya. Kalau kamu jadi orang yang lebih baik 1% aja setiap harinya, di akhir tahun kamu akan jadi orang yang 37 kali lebih baik dibanding awal tahun. Dan kalau kamu dalam sehari makin jelek 1%, di akhir tahun, penurunanmu cuma mendekati nol. Alias tidak memiliki pengaruh besar.

Jika kita membentuk habit dengam memulai dengan kebiasaan berpikir kita bahwa kita adalah cantik. Dengan begitu kita tidak perlu takluk dengan standar cantiknya mayoritas masyarakat dan iklan yang ada. Karena kita memiliki makna sendiri tentang cantik. Kira-kira dalam satu tahun seperti apa ya mindset yang terbangun tentang pengertian cantik itu sendiri ya? (isy)

 Referensi :

Satupersen

Automic Habit

KBBI

Ruangguru

Scroll to Top