“Coba kalau kamu lebih putih sedikit, pasti kamu bakal cantik”
“Coba kamu diet, pasti banyak cowok yang mau sama kamu”
“Coba kulit kamu gak hitam, pasti kamu cantik”
“Ih kamu kelihatan pendek, jelek”
Seringkali seseorang dengan mudahnya menyatakan hal tersebut, bahkan mereka memandangnya sebagai hal lumrah, biasa saja dan terkadang mereka bahkan menambahi dengan kalimat: ‘tidak perlu baper, ini fakta lho.’
Yang membuat miris lagi, kalimat yang spontan ini diucapkan sebagian wanita, dengan dalih pertemanan atau perhatian. Padahal tetap saja secara tidak sengaja kalimat tersebut menjurus pada penghinaan, dan ini bisa disebut bullying. Sehingga secara tidak langsung kondisi tersebut menimbulkan insecure terhadap wanita itu sendiri.
Fenomena ini dibuktikan dengan dengan hasil survei ZAP Beauty Index tahun 2022, menunjukan bahwa wanita Indonesia paling merasa insecure dengan kondisi kulit wajah mereka (50,1%). Selain itu mereka juga juga menaruh perhatian khusus pada kondisi badan mereka, seperti ukuran atau berat badan (44,9%) yang mereka miliki saat ini.
Semua itu bisa terjadi dikarenakan wanita seringkali berpikir pendapat/persepsi orang lain tentang dirinya, sebagian wanita masih berpikir untuk menjadi cantik itu harus yang seperti apa yang dipersepsikan orang lain: harus sama dengan orang lain.
Bahkan jika sedikit berbeda saja dengan yang lainnya, mereka akan dengan mudah menghina baik itu fisik atau yang lainnya.
Pola pikir yang seperti ini tidak benar. Karena tidak ada yang salah dengan bepegang pada pilihan sendiri tanpa pendapat orang lain selama kita dalam koridor yang benar. Tidak perlu menghujat untuk mereka yang tidak selaras: setiap perempuan bebas atas haknya.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia sendiri adalah negara multikultural dan heterogen yang di dalamnya hidup berbagai macam suku bangsa, agama, adat istiadat, golongan, tak terkecuali etnis dan ras.
Para wanita Indonesia tidak hanya terlahir dengan kulit putih, tetapi ada juga yang terlahir dengan kulit kuning langsat, kulit hitam, kulit sawo matang, dan lain sebagainya: serta dengan berbagai kondisi yang mengikutinya. Hal ini pun berlaku juga untuk semua wanita yang ada di berbagai negara.
Maka sebenarnya tidak perlu kita semua membandingkannya. Meski berbeda, kita semua cantik dengan semua yang kita miliki. Karena semua terlahir dengan adil, dengan keunikan dan kecantikan masing-masing yang luar biasa.
Cantik Multidimensi
Pada dasarnya cantik itu tidak ada rumusnya. Sebab masing-masing setiap orang memiliki makna cantik versi masing-masing.
Ada yang bilang cantik itu berkaitan dengan kulit dan bentuk wajah. Ada yang bilang juga cantik berhubungan dengan detail kecil pada panca indera seseorang seperti: mata, hidung, bibir dan lainnya.
Namun, ada juga yang mengartikan bahwa cantik itu tidak sekedar fisik. Jadi sebenarnya cantik tidak ada kesimpulan paten. Meski tak dipungkiri, standar kecantikan selalu menjadi momok yang mendegradasi jati diri dan menggerus rasa percaya diri wanita.
Tidak sedikit wanita menilai dirinya tidak cantik karena berkulit gelap atau cokelat. Tidak sedikit perempuan menilai dirinya jelek karena memiliki rambut ikal dan keriting. Tidak sedikit perempuan merendahkan diri karena memiliki tubuh yang gemuk dan tidak langsing.
Sudah sepatutnya kita perlu adanya batas tegas yang menggarisbawahi bahwa cantik tidak harus putih. Cantik tidak harus kurus. Cantik tidak harus langsing. Cantik tidak harus memiliki rambut lurus. Cantik tidak harus berhidung mancung. Semua perempuan cantik selama mereka bisa nyaman dengan diri mereka sendiri.
Kalau menurut founder Beautylogic Academy, Fajrina Addien menyampaikan bahwa cantik itu dilihat dari berbagai sisi pada diri mereka sendiri atau ia menyebutnya dengan sebagai cantik multidimensi yang membebaskan.
Sebab wanita itu sudah cantik dengan warna kulitnya, wanita juga juga cantik dengan beragam bentuk rambutnya. Wanita juga cantik dengan proporsi badannya, wanita juga cantik dengan segala sesuatu yang ada di tubuh dan dirinya. Semua wanita adalah hebat dan amat berharga.
Yang artinya sesungguhnya para wanita itu sudah cantik secara ‘penuh’ dari berbagai sisi kekuatan dan kekurangannya, tugas kita untuk mensyukurinya dengan merawat, mengembangkannya dan bersikap baik.
Menarik itu Penting
Kecantikan seringkali menjadi bagian penting dari perhatian para wanita; baik itu kecantikan fisik (outer beauty-red) maupun kecantikan dari dalam diri (inner beauty-red). Keduanya unsur ini tidak bisa dipisahkan.
Cantik menurut penilaian sebagian orang belum tentu sama dengan yang lain. Karena bisa jadi menurut orang lain cantik namun yang lainnya tidak cantik.
Poin terpenting adalah bagaimana seorang wanita mampu tampil percaya diri dengan kulit yang bersih dan sehat serta pribadi yang baik dan menarik. Wanita secantik apa pun, seperti apapun tidak akan terlihat ‘cantik’ jika tidak memiliki ‘nilai’ menarik.
Karena sesungguhnya cantik itu adalah dasar dan anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta, dan penampilan adalah cara seseorang mempertegas rasa syukur dan penghargaan atas apa yang telah diberikan.
Jika ada orang yang cantik namun tidak berpenampilan baik akan membuat orang kurang respek, dan ada orang biasa namun berpenampilan luar biasa, hingga membuat orang-orang respek. meski ini tidak semua seperti ini juga.
Nah KakCans, pada dasarnya cantik dan menarik itu tentang bagaimana kita bersikap (menerima) pemberian Tuhan dan menyikapi/ memperlakukan (berbuat) terhadap ciptaan-Nya.
Karena semua perempuan berkualitas itu menarik, dan itu tidak hanya tentang bagaimana sikap kita terhadap diri sendiri, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan orang lain dengan menyadari bahwa kita semua sama, kita semua cantik, dan kita semua tidak sempurna. (Isy)
Sumber:
Sehatq.com
CNN
Bernas.id
ZAPBeauty
Unri.ac.id
Beautyligi/Naila camelia
Cantik itu Unik/Pusat Data dan Analisis Tempo
Whynoliterasi.com
Greatmind.id
Its.ac.id